Selasa, 23 Juli 2013

sisi gelap renaisans

Rennaisance adalah era kebangkitan kaum pendukung riba di Eropa. Era itu juga saat-saat "kekalahan" kekuasaan Gereja Katolik oleh pendukung Riba. Tapi Rennaisance dianggap sebagai masa menuju kemajuan, karena terbebas dari kekuasaan Gereja Katolik. Entah siapa yang menggiring ke sana, tapi memang sejak rennaisance itulah kaum pendukung Riba memproklamirkan membuat aturan kehidupan dengan tak lagi tunduk pada aturan-aturan Tuhan. Mereka lebih setuju tunduk pada aturan-aturan yang diciptakan manusia. Sejak itulah dikenal era "konstitusi". Aturan kehidupan dibuat berama-sama manusia, dengan kesepakatan bersama. Du Conntract social.


Rennaisance ternyata membawa pengaruh besar kepada dunia. Gelombangnya dirasakan seantero dunia. Termasuk dunia Kekhilafahan Islam, yang kala itu di komandani oleh Dinasti Utsmaniyah. Cara berpikir "rennaisance" kemudian menusuk kekhilafahan dan mempengaruhi kehidupan keIslamanan. Sejak itu pula kemudian berdengung "modernisme Islam". Era itulah umat Islam mengikuti alur kaum Barat dan setuju dengan cara hidup Barat. Sejak itulah umat Islam kehilangan kendali atas kekhilafahan dan terbagi-bagi dalam "state".

Martin Heideger, filosof Jerman abad 19, membedah cara berpikir tentang logos yang sangat mempengaruhi metode berpikir pemikir rennaisance. Heideger adalah filosof terakhir di Barat. Dia menuliskan tentang bagaimana ending dari filsafat, yang sangat digandrungi kala rennaisance itu.

Tapi kesimpulan dari filsafat Heideger sangat menarik. Heideger menyatakan bahwa filsafat itu ternyata hanya bualan. Dan, metode berpikir Heideger menemukan "Islam" dalam alur berpikirnya. Disitulah Heideger menemukan sisi gelap filsafat Barat.

Seperti apa filsafat Heideger itu? Bagaimana pengaruhnya terhadap Rennaisance? Bagaimana pula korelasinya terhadap Islam? Mari hadiri bedah bukunya.....Karena ulasan tentang ini hanya ada di sini...tidak ada ditempat lain....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar