Minggu, 21 Juli 2013
Note Zaim Saidi: Detroit Hancur
Detroit, kota ke-4 terbear di AS, bangkrut, karena tak lagi mampu mencicil utang. Total utangnya Rp 151 triliun. Kepada siapa Detroit berutang? Bank, tentu, yang dimilliki oleh segelintir orang. Siapa yang mengambil utang? Segelintir orang lain tentu, para politisi, yang mengklaim "mewakili rakyat". Betulkan rakyat Detroit menghendaki dan mewakilkan pada segelintir orang ini untuk berutang? Tentu saja tidak.
Itulah demokrasi. Itulah negara fiskal. Samadengan yang terjadi pada tingkat nasional. Negara adalah kolusi bankir dan politisi. Lebih tepatnya para bankir yang memperalat politsi, tuk memastikan skema ngutang-habiskan dg anggaran-pajaki rakyat-nyicil utang itu+ bunganya. Rakyat adalah agunan, sapi perahan, bagi kepentingan si bankir. Presiden, dan politisi lain, direkrut, digaji, untuk melindungi kepentingan ini.
Sedang 'uang' yang mereka utangkan itu hanyalah byte komputer. Dan, rakyat, tentu harus membayarnya tidak bisa dg byte komputer, tapi dengan kerja keras, berdagang, membanting tulang.
Mengertikan Anda sekarang? Itulah ilusi demokrasi. Muslihat bankir. Ini kapitalisme, sistem yg berbasis pada riba.
Dan keruntuhannya adalah keniscayaan, sesudah membuat rakyat rmenderita. Detroit, kota terbesar ke-4 di AS, ini betul2 bangkrut. Bahkan untuk meruntuhkan gedung-gedung tua yang usang pun tak lagi ada biaya. Dan ini barulah miniatur dari induknya, negeri Paman Sam, yang pasti akan mengalami hal yang sama, cepat atau lambat. Dan itu baru awalnya, baru dimulainya, keruntuhan sistem riba secara keseluruhan.
Tidakkah Anda melihatnya?
Tinggalkan riba. Bangun Bahtera Nabi Nuh - dengan bermuamalat dengan Dinar dan Dirham. Sekarang juga.
Allah telah mengharamkan riba dan menghalalkan dagang. Allah menghancurkan riba dan menyuburkan sedekah.
La ghaliba ilallah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar