Kamis, 25 April 2013

Ironis, Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel

Hidayatullah.com--Era informasi yang begitu deras saat ini harus diimbangi dengan proses pendidikan yang bisa memberikan kompetensi kepada siswa tentang bagaimana menyerap, mencerna informasi dan memproduksinya kembali.

“Banjir informasi yang itu begitu deras saat ini  semestinya sekolah  harus membekali siswa kemampuan untuk mencerna informasi,” demikian ungkap M Musthafa, dalam acara seminar dan bedah “Buku Sekolah dalam Himpitan Google dan Bimbel” karya M. Musthafa di lantai II Auditorium Kopertis IV IAIN Sunan Ampel, Rabu (24/04/2013).

Menurut Musthafa, para siswa semestinya memanfaatkan kecanggihan tekonologi informasi saat ini dan sekolah lah yang harus memfasilitasi siswanya untuk menjadi cerdas mengelola informasi.

”Tapi sayang dalam kurikulum bahasa Indonesia, tak menyentuh masalah ini sama sekali,” ujar Guru SMA 3 di Pondok Pesantren An Nuqoyyah, Guluk-Guluk Sumenep ini.

Fanomena ini dinilai Musthafa sebagai tanda mengapa pendidikan Indonesia tidak pernah seiring dengan kebutuhan  nyata kehidupan. Pendidikan hanya menjadi sebuah proses formal untuk mengisi tuntutan akhir dari evaluasi mekanisme pendidikan yang terkonsep  dalam grand design kurikulum nasional.

Sementara itu Dr. Ahmad Zakki, Dosen fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya mengatakan, akibat disorientasi tujuan pendidikan ini maka muncullah lembaga bimbingan belajar yang menawarkan orientasi belajar pragmatis kepada siswa.

”Apa gunanya belajar di sekolah, tapi masih mengikuti pelajaran di Bimbel. Ini artinya Bimbel telah mereduksi sekolah,” ujar Ahmad Zakki.

“Beginilah wajah pendidikan Indonesia di tengah himpitan Google sebagai simbol sumber informasi tanpa batas, yang belum di maksimalkan oleh ruang-ruang belajar siswa. Dan pragmatisme belajar yang diwadahi oleh Bimbel,”  tambahnya.

“Di negara maju, Bimbel tidak ditemukan,” ujar anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur ini.
Menurutnya Bimbel menjadi simbol pragmatis pendidikan.

Diskusi panjang tentang wajah pendidikan Indonesia ini dihadiri ratusan undangan dari mahasiswa dan umum.*/Samsul Bahri

http://www.hidayatullah.com/read/28291/25/04/2013/ironis,-sekolah-dalam-himpitan-google-dan-bimbel-.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar