Minggu, 27 April 2014

KIAI WAHID HASYIM, KIAI ABDULLAH AQIB DAN KARTU REMI


Abdullah Aqib masih belum genap berusia 20 tahun manakala ia menjadi santri di Tebuireng. Di pesantren asuhan Hadratussyaikh M. Hasyim Asyari itu ia menjadi kader KH. A. Wahid Hasyim dan KH. Muhammad Ilyas di Madrasah Nidzomiyah. Di madrasah yang menerapkan sistem klasikal dengan komposisi materi 70% umum dan 30% agama ini, Abdullah Aqib merasa senang saat ia diterima di sana menjelang akhir dasawarsa 1930-an.

bersegera dengan syariat

:: Syiah membunuh putera Syaikh Muhammad al-Munajjid dan apa yang beliau katakan pertama kali?
Syaikh Muhammad al-Munajjid: "Aku Memaafkan Pembunuh Anakku"
"Ya. Ketika itu aku sedang di kajian Makkah. Datang khabar itu melalui SMS. Kemudian datang kabar meyakinkan (tentang terbunuhnya anakku). Yang ada di benakku ketika itu hanya 2:
[1] Bersegera (mengurus) jenazah, dan
[2] Memaafkan (pembunuhnya)