# Kisah Seorang Pengajar Al Qur’an #
Kisah ini disampaikan oleh seorang pengajar Alqur’an al Karim di salah
satu masjid di Makkah al Mukaramah. Ia berkata,”telah datang padaku
seorang anak yang ingin mendaftarkan diri dalam
halaqah”. Maka aku bertanya
kepadanya,”Apakah engkau hafal sebagian dari Alqur’an?”. Ia berkata,”Ya”. Aku berkata kepadanya,
”Bacakan dari juz ‘amma!” Maka kemudian ia membacanya. Aku bertanya lagi ,”apakah kamu hafal
surat tabaarak (al Mulk)?” Ia
menjawab,”Ya”. Aku pun takjub dengan hafalannya di usia yang masih dini.
Selasa, 31 Desember 2013
Minggu, 22 Desember 2013
Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Dahlan Dalam Ruang Kauman Yogyakarta
Lukisan K.H. Ahmad Dahlan pada masa mudanya saat mengawali pergerakan Muhammadiyah
Muhammadiyah tak dapat dijauhkan dari Kampung Kauman Yogyakarta, begitu
pula sebaliknya. Paling tidak karena dua sebab musabab. Pertama, menurut
salah satu riwayat disebutkan sang pendiri Muhammadiyah; K.H. Ahmad
Dahlan, adalah putra kelahiran Kampung Kauman Yogyakarta. Sedangkan
riwayat lain menyebutkan Kiai lahir di Nitikan dan barulah beberapa hari
setelah kelahirannya dibawa ke Kauman. Kedua, ikrar berdirinya
Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan sosial pendidikan berasaskan
Islam terjadi di Kampung Kauman Yogyakarta. Karenanya antara
Muhammadiyah dengan Kampung Kauman Yogyakarta memiliki ikatan historis,
basis sosial, dan emosional yang tak mungkin dapat dipisahkan.
Mempelajari perjuangan Islam di Nusantara akan kita temui Muhammadiyah.
Mempelajari Muhammadiyah tepatnya dimulai dengan mempelajari kehidupan
dan pemikiran K.H. Ahmad Dahlan. Untuk memulai usaha mengenali sosok
Kiai tepatnya diawali dari ruang-ruang Kauman; tempat di mana Kiai
tumbuh besar, memulai perjuangan, dan kembali kehadirat Rabb-nya pada
hari Jumat tanggal 7 Rajab 1341 Hijrah Nabi/23 Februari 1923. Walaupun
kemudian jasad Kiai tidak dimakamkan di Kauman, namun jejak dan semangat
perjuangannya masih membekas dalam ruang-ruang yang pernah merekam.
Langganan:
Postingan (Atom)