Amal usaha Muhammadiyah (AUM) mencapai
3.370 TK,
2901 SD/MI,
1.761
SMP/MTs,
941 SMA/MA/SMK,
67 Pondok Pesantren, dan
167 perguruan tinggi.
Pada sektor kesehatan tercatat sebanyak
47 Rumah Sakit (PKU),
217
Poliklinik,
82 klinik bersalin.
Sementara di sektor ekonomi ada
1 bank
syariah (saham Muhammadiyah 2,5 %),
26 BPR/BPRS dan
275 Baitul Maal wat
Tamwil/Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM),
1 induk Koperasi BTM,
81
Koperasi Syariah,
22 Minimart dan
5 kedai pesisir.
Demikian juga pada
wilayah sosial, Muhammadiyah memiliki lebih
400 buah panti asuhan, rumah
singgah dan sejenisnya.
Takaran kasar total asset Muhammadiyah itu
lebih dari Rp 20 triliun.
http://mysharing.co/muhammadiyah-terbitkan-e-money-duitmu/
Kamis, 21 Agustus 2014
Senin, 18 Agustus 2014
Arkeolog UI: Situs Gunung Padang Kado Istimewa HUT ke-69 RI
http://news.detik.com/read/2014/08/17/181503/2664606/10/arkeolog-ui-situs-gunung-padang-kado-istimewa-hut-ke-69-ri
Minggu, 17/08/2014 18:15 WIB
Jakarta - Para peneliti dan ilmuwan berbagai ilmu yang telah melakukan riset bertahun-tahun di Situs Gunung Padang. Hasilnya, situs yang terletak di Cianjur, Jawa Barat ini merupakan bangunan purbakala terbesar dunia.
Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ali Akbar mengatakan kepastain hasil riset ilmiah ini menjadi kado buat rakyat, khususnya bertepatan pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-69 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Minggu, 17/08/2014 18:15 WIB
Jakarta - Para peneliti dan ilmuwan berbagai ilmu yang telah melakukan riset bertahun-tahun di Situs Gunung Padang. Hasilnya, situs yang terletak di Cianjur, Jawa Barat ini merupakan bangunan purbakala terbesar dunia.
Arkeolog Universitas Indonesia (UI) Ali Akbar mengatakan kepastain hasil riset ilmiah ini menjadi kado buat rakyat, khususnya bertepatan pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-69 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Selasa, 03 Juni 2014
Imam Bukhari melakukan ta'wil
Kalau kita mengamati dengan seksama, perdebatan orang-orang Wahhabi
dengan para ulama Ahlussunnah Wal-Jama’ah, akan mudah kita simpulkan,
bahwa kaum Wahhabi seringkali mengeluarkan vonis hukum tanpa memiliki
dasar ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan. Bahkan tidak jarang,
pernyataan mereka dapat menjadi senjata untuk memukul balik pandangan
mereka sendiri. Ustadz Syafi’i Umar Lubis dari Medan bercerita kepada
saya.
“Ada sebuah pesantren di kota Siantar, Siamlungun, Sumatera Utara. Pesantren itu bernama Pondok Pesantren Darus Salam. Setiap tahun, Pondok tersebut mengadakan Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengundang sejumlah ulama dari berbagai daerah termasuk Medan dan Aceh. Acara puncak biasanya ditaruh pada siang hari. Malam harinya diisi dengan diskusi. Pada Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahun 2010 ini saya dan beberapa orang ustadz diminta sebagai pembicara dalam acara diskusi. Kebetulan diskusi kali ini membahas tentang Salafi apa dan mengapa, dengan judul Ada Apa Dengan Salafi?
“Ada sebuah pesantren di kota Siantar, Siamlungun, Sumatera Utara. Pesantren itu bernama Pondok Pesantren Darus Salam. Setiap tahun, Pondok tersebut mengadakan Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengundang sejumlah ulama dari berbagai daerah termasuk Medan dan Aceh. Acara puncak biasanya ditaruh pada siang hari. Malam harinya diisi dengan diskusi. Pada Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tahun 2010 ini saya dan beberapa orang ustadz diminta sebagai pembicara dalam acara diskusi. Kebetulan diskusi kali ini membahas tentang Salafi apa dan mengapa, dengan judul Ada Apa Dengan Salafi?
Sistematika Nuzulnya Wahyu
Sejarah Sistematika Nuzulul Wahyu
Oleh Aco Wahab
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Sejarah Penggagas Sistematika Nuzulul Wahyu
Sebelum masuk
mengupas sejarah lahirnya sistematika nuzulul wahyu, ada baiknya jika terlebih
dahulu mencoba mengenal pribadi penggagas manhaj sistematika nuzulul wahyu,
agar kita dapat mengetahui latar belakang lahirnya Sistematika Nuzulul Wahyu.
Riwayat Hidup Abdullah Said
Adalah Abdullah
Said penggagas Sistematika Nuzulul Wahyu, dengan nama Muhsin Kahar sebelum
Hijrah ke Balikpapan. Lahir tepat pada hari proklamasi kemerdekaan republik
Indonesia hari jumat tanggal 17 Agustus 1945 di Lamatti Rilau, salah satu desa
dalam wilayah kecamatan Sinjai Utara Kabupaten Sinjai (Sulsel).
Beliau pernah
menempuh studi di IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Alauddin Makassar. Namun
hanya satu tahun mengikuti kuliah, lalu berhenti. Dalam buku Mencetak Kader
yang ditulis oleh Alm. Mansur Salbu “ sekedar mendapat predikat sarjana? Bukan
itu yang diperlukan. Walaupun pada waktu itu title sarjana sangat mahal, bisa
membuat orang besar kepala. Bagi Muhsin Kahar, lebih tepat kalau aktif di
organisasi, giat berdakwah, dan gencar membaca. Itulah yang menjadi alasannya
sehingga meninggalkan bangku kuliah.
Hati atau Jantung?
Umumnya banyak yang memaknai hadits ini dengan hati, tetapi yang tepat mungkin jantung.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak/sakit maka sakitlah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah jantung.” (HR. Bukhari dan Muslim dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak/sakit maka sakitlah seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah jantung.” (HR. Bukhari dan Muslim dari an-Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhu)
Hati, Antara Kalbu dan Fuad
OLEH: AGUS MUSTOFA
HATI adalah istilah yang sering disebut Alquran ketika berbicara tentang keimanan dan spiritualitas. Bahwa, orang-orang beriman adalah mereka yang hatinya bergetar ketika mendengar nama Allah disebut, atau ketika ayat-ayat Alquran dibacakan kepadanya. Bagaimanakah kita memahami hati terkait dengan upaya peningkatan spiritualitas selama Ramadan ini?
Dalam bahasa Arab istilah “hati” sebenarnya bersumber pada dua kata: Kalbu dan Fuad. Sayangnya, karena keterbatasan kosa kata dalam bahasa Indonesia, kedua kata tersebut diterjemahkan sama, menjadi ”hati”. Padahal, keduanya memiliki penekanan makna yang berbeda. Kalbu lebih menunjuk kepada sosok lahiriah dari hati, sedangkan fuad lebih mengacu kepada hati yang bersifat batiniah.
Karena itu, kita harus hati-hati dan cermat menangkap maknanya, sesuai dengan konteks ayat atau kalimat hadits yang kita jadikan rujukan. Misalnya, hadits berikut ini. Alaa wainna fiil jasadi mudhghatan idzaa shalahat shalahal jasadu kulluhu waidzaa fasadat fasadal jasadu kulluhu alaa wahiyal kalbu - “Ketahuilah bahwasanya pada setiap tubuh ada segumpal daging. Jika daging itu baik, akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. Namun apabila dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah bahwasanya segumpal daging itu adalah kalbu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
HATI adalah istilah yang sering disebut Alquran ketika berbicara tentang keimanan dan spiritualitas. Bahwa, orang-orang beriman adalah mereka yang hatinya bergetar ketika mendengar nama Allah disebut, atau ketika ayat-ayat Alquran dibacakan kepadanya. Bagaimanakah kita memahami hati terkait dengan upaya peningkatan spiritualitas selama Ramadan ini?
Dalam bahasa Arab istilah “hati” sebenarnya bersumber pada dua kata: Kalbu dan Fuad. Sayangnya, karena keterbatasan kosa kata dalam bahasa Indonesia, kedua kata tersebut diterjemahkan sama, menjadi ”hati”. Padahal, keduanya memiliki penekanan makna yang berbeda. Kalbu lebih menunjuk kepada sosok lahiriah dari hati, sedangkan fuad lebih mengacu kepada hati yang bersifat batiniah.
Karena itu, kita harus hati-hati dan cermat menangkap maknanya, sesuai dengan konteks ayat atau kalimat hadits yang kita jadikan rujukan. Misalnya, hadits berikut ini. Alaa wainna fiil jasadi mudhghatan idzaa shalahat shalahal jasadu kulluhu waidzaa fasadat fasadal jasadu kulluhu alaa wahiyal kalbu - “Ketahuilah bahwasanya pada setiap tubuh ada segumpal daging. Jika daging itu baik, akan baiklah seluruh anggota tubuhnya. Namun apabila dia rusak maka akan rusak pula seluruh anggota tubuhnya. Ketahuilah bahwasanya segumpal daging itu adalah kalbu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Membedah Landasan Filosofis Kurikulum 2013, Manusia ialah Tujuan Akhir Pendidikan
sumber: http://mjeducation.com/membedah-landasan-filosofis-kurikulum-2013-manusia-ialah-tujuan-akhir-pendidikan/
oleh Nugroho Angkasa
Selasa pagi (28/5/2013) matahari bersinar cerah. Jam tangan masih menunjuk pukul 09.30 WIB tapi puluhan hadirin peserta diskusi telah memadati ruang Dinamika Edukasi Dasar (DED) di Jalan Gejayan – Affandi, Gang. Kuwera 14 Mrican, Depok, Sleman, Yogyakarta. Sembari menanti pengunjung bisa membaca buku-buku di perpustakaan dan menikmati jajanan pasar serta teh hangat yang telah disediakan oleh panitia. Tepat pukul 10.00 WIB acara “Seri Diskusi Pemikiran Pendidikan” pun dimulai. Acara yang digelar rutin setiap dua bulan sekali tersebut hasil kerja sama DED dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Kali ini tema yang diangkat masih hangat, yakni “Membedah Landasan Filosofis Kurikulum 2013”.
oleh Nugroho Angkasa
Selasa pagi (28/5/2013) matahari bersinar cerah. Jam tangan masih menunjuk pukul 09.30 WIB tapi puluhan hadirin peserta diskusi telah memadati ruang Dinamika Edukasi Dasar (DED) di Jalan Gejayan – Affandi, Gang. Kuwera 14 Mrican, Depok, Sleman, Yogyakarta. Sembari menanti pengunjung bisa membaca buku-buku di perpustakaan dan menikmati jajanan pasar serta teh hangat yang telah disediakan oleh panitia. Tepat pukul 10.00 WIB acara “Seri Diskusi Pemikiran Pendidikan” pun dimulai. Acara yang digelar rutin setiap dua bulan sekali tersebut hasil kerja sama DED dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Kali ini tema yang diangkat masih hangat, yakni “Membedah Landasan Filosofis Kurikulum 2013”.
Kamis, 15 Mei 2014
Hewan, Pohon, Batu dapat Berbicara
Keajaiban Hewan dan Batu dalam Sejarah Islam
http://www.eramuslim.com/peradaban/quran-sunnah/keajaiban-hewan-dan-batu-dalam-sejarah-islam.htm1. Hewan Berbicara di Akhir Zaman
Maha suci Allah yang telah membuat segala sesuatunya berbicara sesuai dengan yang Ia kehendaki. Termasuk dari tanda-tanda kekuasaanya adalah ketika terjadi hari kiamat akan muncul hewan melata yang akan berbicara kepada manusia sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur’an, surah An-Naml ayat 82,
“Dan apabila perkataan Telah jatuh atas mereka, kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa Sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami”.
Alasan mendahulukan yang kanan
Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُعْجِبُهُ التَّيَمُّنُ فِي تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِي
شَأْنِهِ كُلِّهِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam suka memulai dari
sebelah kanan saat mengenakan sandal, menyisir rambut, bersuci, &
dalam seluruh aktifitas beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5926 & Muslim no. 268)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ
وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ لِيَكُنْ الْيُمْنَى
أَوَّلَهُمَا تُنْعَلُ وَآخِرَهُمَا تُنْزَعُ
“Apabila salah seorang dari kalian memakai sandal,
hendaknya memulai dengan yang kanan, & apabila dia melepas hendaknya
mulai dengan yang kiri. Hendaknya yang kanan pertama kali mengenakan
sandal dan yang terakhir melepasnya.” (HR. Al-Bukhari no. 5856 &
Muslim no. 2097)
Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أُتِيَ بِلَبَنٍ قَدْ شِيبَ بِمَاءٍ وَعَنْ يَمِينِهِ أَعْرَابِيٌّ وَعَنْ
يَسَارِهِ أَبُو بَكْرٍ فَشَرِبَ ثُمَّ أَعْطَى الْأَعْرَابِيَّ وَقَالَ
الْأَيْمَنَ فَالْأَيْمَنَ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diberi minum susu
campur air, sementara di sebelah kanan beliau ada seorang badui dan di
sebelah kiri beliau ada Abu Bakr. Maka beliau minum kemudian beliau
berikan (sisanya) kepada orang badui tersebut. Beliau bersabda:
“Hendaknya dimulai dari sebelah kanan dahulu dan seterusnya.” (HR.
Al-Bukhari no. 5619 & Muslim no. 29029)
Minggu, 27 April 2014
KIAI WAHID HASYIM, KIAI ABDULLAH AQIB DAN KARTU REMI
Abdullah Aqib masih belum genap berusia 20 tahun manakala ia menjadi santri di Tebuireng. Di pesantren asuhan Hadratussyaikh M. Hasyim Asyari itu ia menjadi kader KH. A. Wahid Hasyim dan KH. Muhammad Ilyas di Madrasah Nidzomiyah. Di madrasah yang menerapkan sistem klasikal dengan komposisi materi 70% umum dan 30% agama ini, Abdullah Aqib merasa senang saat ia diterima di sana menjelang akhir dasawarsa 1930-an.
bersegera dengan syariat
:: Syiah membunuh putera Syaikh Muhammad al-Munajjid dan apa yang beliau katakan pertama kali?
Syaikh Muhammad al-Munajjid: "Aku Memaafkan Pembunuh Anakku"
"Ya. Ketika itu aku sedang di kajian Makkah. Datang khabar itu melalui SMS. Kemudian datang kabar meyakinkan (tentang terbunuhnya anakku). Yang ada di benakku ketika itu hanya 2:
Syaikh Muhammad al-Munajjid: "Aku Memaafkan Pembunuh Anakku"
"Ya. Ketika itu aku sedang di kajian Makkah. Datang khabar itu melalui SMS. Kemudian datang kabar meyakinkan (tentang terbunuhnya anakku). Yang ada di benakku ketika itu hanya 2:
[1] Bersegera (mengurus) jenazah, dan
[2] Memaafkan (pembunuhnya)
[2] Memaafkan (pembunuhnya)
Rabu, 26 Maret 2014
Akhir Hidup Nabi Zakaria dan Yahya
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/kisah-akhir-hidup-nabi-zakaria-dan-nabi-yahya.htm
Allah swt memerintahkan Rasulullah saw untuk menceritakan tentang Zakaria kepada manusia termasuk kisah ketika dirinya dikaruniai seorang anak laki-laki pada usianya yang sudah lenjut sementara istrinya adalah seorang wanita tua yang mandul dengan maksud agar manusia tidak pernah berputus asa terhadap karunia dan rahmat Allah swt, sebagaimana firman-Nya :
Artinya : “(yang dibacakan Ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam : 2 – 3)
Allah swt memerintahkan Rasulullah saw untuk menceritakan tentang Zakaria kepada manusia termasuk kisah ketika dirinya dikaruniai seorang anak laki-laki pada usianya yang sudah lenjut sementara istrinya adalah seorang wanita tua yang mandul dengan maksud agar manusia tidak pernah berputus asa terhadap karunia dan rahmat Allah swt, sebagaimana firman-Nya :
ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا ﴿٢﴾
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاء خَفِيًّا ﴿٣﴾
إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاء خَفِيًّا ﴿٣﴾
Artinya : “(yang dibacakan Ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, Yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam : 2 – 3)
Hakekat dan Kecepatan Buraq
http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/burog.htm
Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim disebutkan,”…kemudian aku diberikan seekor binatang yang bukan begal (peranakan kuda dengan keledai, pen) namun melebihi keledai putih.” Al Jaruud mengatakan kepadanya,”Itu adalah buraq wahai Abu Hamzah.” Anas mengatakan,”Betul. Dia (binatang) itu meletakkan langkahnya sejauh pandangan mata…”
Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa “bukan begal dan melebihi keledai putih” demikianlah disebutkan dikarenakan ia adalah binatang tunggangan atau dengan melihat lafazh “buraq”. Hikmah pensifatan itu adalah sebagai isyarat bahwa orang yang menungganginya adalah dalam keadaan nyaman bukan dalam keadaan perang atau ketakutan. Atau pula untuk menampakkan mu’jizat yang terjadi karena kecepatannya yang sangat cepat dengan menunggangi seekor binatang yang tidak pernah disifatkan dengan sifat seperti itu jika menurut keadaan normal. (Fathul Bari …
asal usul pembangunan ka'bah
Ka’bah adalah kiblat seluruh kaum muslimin dunia yang menjadi simbol
kesatuan mereka dibawah ikatan tauhid dan keimanan kepada Allah swt.
Ka’bah adalah bangunan pertama di bumi, sebagaimana firman Allah swt :
Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Al Imron : 96)
Pembangunan ka’bah hingga seperti yang sekarang ini telah melalui beberapa tahapan :
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Artinya : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Al Imron : 96)
Pembangunan ka’bah hingga seperti yang sekarang ini telah melalui beberapa tahapan :
Selasa, 04 Maret 2014
Asal Usul 1 Hari = 24 jam
Bagaimana dengan penentuan satu minggu itu terdiri dari 7 hari, satu hari itu 24 jam kemudian satu jam itu 60 menit ??? Bila kita tengok ke belakang penentuan ini memiliki sejarah panjang. Konon bisa ditelusuri balik sampai ke zaman Mesir kuno dan Mesopotamia, owww zaman baheula banget ….
Sejarah Pembagian Hari dalam 24 Jam
Konon bangsa Mesir kuno, sudah dari dulu membagi malam misalnya berdasarkan kerja 12 bintang, bagi mereka bila bintang tertentu memperlihatkan diri, maka tahulah mereka bahwa satu jam telah berlalu. Maka kemudian, walaupun di siang hari bintang-bintang tidak terlihat, namun orang-orang Mesir kuno ini memutuskan untuk membagi siang hari juga menjadi 12 bagian. Kemudian bagaimana dari satu jam menjadi 60 menit, konon dipengaruhi oleh kebesaran peradaban tinggi bangsa Babilonia, yang memperhitungkan angka selalu dalam 60.
Kumpulan DIskusi Uang Kertas
Apakah Uang Kertas Haram?
Asslamualaikum
Pak ustad, apakah uang kertas yang kita gunakan sehari-hari itu haram ? Seberapa pentingkah kita menggunakan kembali uang dinar dan dirham ?
Terima kasih
Wassalamualaikum
Jawaban
Asslamualaikum warahmatullahi wabarakatuhSebenarnya yang lebih tepat kita katakan bahwa uang kertas itu tidak haram. Karena memang tidak ada dalil atau alasan syar'i untuk mengharamkan uang kertas.
Asslamualaikum
Pak ustad, apakah uang kertas yang kita gunakan sehari-hari itu haram ? Seberapa pentingkah kita menggunakan kembali uang dinar dan dirham ?
Terima kasih
Wassalamualaikum
Jawaban
Asslamualaikum warahmatullahi wabarakatuhSebenarnya yang lebih tepat kita katakan bahwa uang kertas itu tidak haram. Karena memang tidak ada dalil atau alasan syar'i untuk mengharamkan uang kertas.
Ta’aruf Tapi mesra
# TTM [Ta’aruf Tapi mesra]
Inilah yang sering dilakukan oleh aktifis dakwah yang hatinya tidak bertameng keimanan. Jikalau ia bertameng, perisai tersebut memiliki gagang pegangan yang rapuh. Awal niatan berharap wajah Allah, rahmat dan naungan-Nya, akan tetapi terpaan badai godaan asmara terlarang bak gelombang yang datang bertubi-tubi, mengikis pingiran pantai keimanan perlahan-lahan. Padahal pinggiran pantai sudah terlindungi ilmu selebat hutan mangrove.
Bagaimana terpaan badai godaan asmara yang dasyhat itu?
Saling berhubungan langsung dengan HP,e-mail, inbox FB dan jejaring sosial. Awalnya sangat saling menjaga diri, menggunakan kata-kata yang sopan, serius dan to the point. Akan tetapi siapa yang tahu setan menyelinap berkelit-kelit dalam sinyal HP, menerobos paksa password e-mail dan bersembunyi di inbox FB. Bersamaan dengan berlalunya waktu yang tidak sebentar, maka kata-kata dan kalimat yang bertukaran antarkeduanya bermetamorphosis, metamorphosisnya sepasang kupu-kupu siap berkawin. Muncullah kalimat yang belum layak mencapai waktu prosanya,
Inilah yang sering dilakukan oleh aktifis dakwah yang hatinya tidak bertameng keimanan. Jikalau ia bertameng, perisai tersebut memiliki gagang pegangan yang rapuh. Awal niatan berharap wajah Allah, rahmat dan naungan-Nya, akan tetapi terpaan badai godaan asmara terlarang bak gelombang yang datang bertubi-tubi, mengikis pingiran pantai keimanan perlahan-lahan. Padahal pinggiran pantai sudah terlindungi ilmu selebat hutan mangrove.
Bagaimana terpaan badai godaan asmara yang dasyhat itu?
Saling berhubungan langsung dengan HP,e-mail, inbox FB dan jejaring sosial. Awalnya sangat saling menjaga diri, menggunakan kata-kata yang sopan, serius dan to the point. Akan tetapi siapa yang tahu setan menyelinap berkelit-kelit dalam sinyal HP, menerobos paksa password e-mail dan bersembunyi di inbox FB. Bersamaan dengan berlalunya waktu yang tidak sebentar, maka kata-kata dan kalimat yang bertukaran antarkeduanya bermetamorphosis, metamorphosisnya sepasang kupu-kupu siap berkawin. Muncullah kalimat yang belum layak mencapai waktu prosanya,
Senin, 17 Februari 2014
Ketika Gunung-Gunung Dihancurkan Dan Menjadi Debu Beterbangan
# Ketika Gunung-Gunung Dihancurkan Dan Menjadi Debu Beterbangan
Beberapa minggu ini negara kita sedang dilanda berbagai bencana. Ada dua bencana terkait gunung yaitu gunung Sinabung dan gunung Kelud. Kedua gunung ini sudah membuat beberapa masyarakat disekitarnya baik jauh dan dekat merasakan dampaknya. Misalnya saja gunung Kelud yang abunya menyebar cukup jauh dan bisa melumpukan aktifitas dibeberapa tempat.
Ketika gunung-gunung dihancurkan
Beberapa kejadian ini bisa diambil hikmahnya, salah satunya merenungi bahwa ini belum ada apa-apanya dengan hari ketika gunung-gunung dihancurkan kelak. Dan hendaknya kejadian ini bisa menambah keimanan dan keyakinan kita.
Beberapa minggu ini negara kita sedang dilanda berbagai bencana. Ada dua bencana terkait gunung yaitu gunung Sinabung dan gunung Kelud. Kedua gunung ini sudah membuat beberapa masyarakat disekitarnya baik jauh dan dekat merasakan dampaknya. Misalnya saja gunung Kelud yang abunya menyebar cukup jauh dan bisa melumpukan aktifitas dibeberapa tempat.
Ketika gunung-gunung dihancurkan
Beberapa kejadian ini bisa diambil hikmahnya, salah satunya merenungi bahwa ini belum ada apa-apanya dengan hari ketika gunung-gunung dihancurkan kelak. Dan hendaknya kejadian ini bisa menambah keimanan dan keyakinan kita.
Pacaran Islami
# Tinggal dicantumkan label syariat jadilah ia: Pacaran Islami
Berikut mungkin gambaran kongkrit dan penerapan pacaran Islami sebagai berikut:
>>jika bertemu, ”Assalamu’alaikum ukhtiku”, “assalamualaikum ya akhi”, yang keterlaluan parahnya dibalas dengan “wa’alaikum SAYANG”. Astagfirullah
>>jika bertemu maka saling menundukkan pandangan (ghadhul bashar), tetapi justru inilah manisnya menurut mereka, pandangan malu yang sedikit menunduk tapi mencuri pandang
>>janjian bertemu biasanya di masjid
Berikut mungkin gambaran kongkrit dan penerapan pacaran Islami sebagai berikut:
>>jika bertemu, ”Assalamu’alaikum ukhtiku”, “assalamualaikum ya akhi”, yang keterlaluan parahnya dibalas dengan “wa’alaikum SAYANG”. Astagfirullah
>>jika bertemu maka saling menundukkan pandangan (ghadhul bashar), tetapi justru inilah manisnya menurut mereka, pandangan malu yang sedikit menunduk tapi mencuri pandang
>>janjian bertemu biasanya di masjid
Sisi Sipiritual Gempa Bumi
BACA INI WAHAI KEDIRI DAN KARO...!!!
“Setidaknya dua kali gempa tercatat dalam riwayat hadits Nabi. Yang pertama di Mekah. Dan kedua di Madinah.
Pertama,Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahwa dia berkata,
Apakah kalian tahu Rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekah. Bersama beliau; Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung berguncang hingga bebatuannya berjatuhan. Maka Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.”
Kedua, hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, dia berkata:
“Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.”
“Setidaknya dua kali gempa tercatat dalam riwayat hadits Nabi. Yang pertama di Mekah. Dan kedua di Madinah.
Pertama,Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Kuzaimah, ad-Daruquthni, dan lainnya dari Utsman bin Affan bahwa dia berkata,
Apakah kalian tahu Rasulullah pernah berada di atas Gunung Tsabir di Mekah. Bersama beliau; Abu Bakar, Umar dan saya. Tiba-tiba gunung berguncang hingga bebatuannya berjatuhan. Maka Rasulullah menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Tsabir! Yang ada di atasmu tidak lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang Syahid.”
Kedua, hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik, dia berkata:
“Nabi naik ke Uhud bersamanya Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tiba-tiba gunung berguncang. Maka Nabi menghentakkan kakinya dan berkata: Tenanglah Uhud! Yang ada di atasmu tiada lain kecuali Nabi, Shiddiq dan dua orang syahid.”
Sabtu, 15 Februari 2014
Jalan Hidup Salikin: Menyingkap Misteri Mimpi
Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Mimpi secara umum bisa diartikan sebagai bunga-bunga tidur yang dapat dialami oleh semua orang, siapa pun dia tanpa dibedakan tingkatan kualitas dan prestasi spiritualnya.
Semua orang pernah mengalami mimpi. Namun, tidak semua orang mampu memilah dan memverifikasi jenis dan kualitas mimpi yang dialaminya.
Mimpi yang umum dialami semua orang bisa muncul dengan sendirinya tanpa melalui proses persiapan apa pun. Kehadiran mimpi seperti ini di dalam tidur tidak bisa diprogram.
Ada kalanya kita membutuhkan isyarat dalam bentuk mimpi untuk meng-clear-kan sebuah persoalan, namun tidak muncul. Terkadang juga, tidak ditunggu, tetapi mimpi itu datang dengan jelas atau samar-samar.
Mimpi secara umum bisa diartikan sebagai bunga-bunga tidur yang dapat dialami oleh semua orang, siapa pun dia tanpa dibedakan tingkatan kualitas dan prestasi spiritualnya.
Semua orang pernah mengalami mimpi. Namun, tidak semua orang mampu memilah dan memverifikasi jenis dan kualitas mimpi yang dialaminya.
Mimpi yang umum dialami semua orang bisa muncul dengan sendirinya tanpa melalui proses persiapan apa pun. Kehadiran mimpi seperti ini di dalam tidur tidak bisa diprogram.
Ada kalanya kita membutuhkan isyarat dalam bentuk mimpi untuk meng-clear-kan sebuah persoalan, namun tidak muncul. Terkadang juga, tidak ditunggu, tetapi mimpi itu datang dengan jelas atau samar-samar.
Jalan Hidup Salikin: Mengasah Mata Batin
Oleh: Prof Dr Nasaruddin Umar
Mata batin yang tajam hanya mungkin dimiliki oleh orang yang betul-betul mencapai tingkat kedekatan khusus dengan Allah SWT, seperti yang dialami para nabi dan para wali (auliya).
Sebagaimana halnya telinga batin (sama’), mata batin (bashirah) juga membutuhkan pengasahan supaya bisa melihat lebih tajam dan mampu melihat sesuatu yang sulit diamati oleh mata kepala. Mata batin yang lebih tajam bisa melihat dan menyaksikan hal-hal yang gaib.
Untuk mengasah mata batin, diperlukan juga berbagai latihan, seperti halnya ketika kita mengasah telinga batin. Orang-orang yang rajin melakukan mujahadah, riyadhah, muraqabah, dan berbagai bentuk pendekatan diri lainnya kepada Allah SWT, maka dapat menyingkap seluruh tabir (hijab) yang menghalangi seseorang untuk melihat dan menyaksikan sesuatu yang gaib.
Para salikin yang sudah mampu membuka tabir lalu menyingkap kegaiban maka ia sudah berada di tingkat mukasyafah, suatu prestasi spiritual yang mampu menyingkap rahasia dan alam gaib.
Mata batin yang tajam hanya mungkin dimiliki oleh orang yang betul-betul mencapai tingkat kedekatan khusus dengan Allah SWT, seperti yang dialami para nabi dan para wali (auliya).
Sebagaimana halnya telinga batin (sama’), mata batin (bashirah) juga membutuhkan pengasahan supaya bisa melihat lebih tajam dan mampu melihat sesuatu yang sulit diamati oleh mata kepala. Mata batin yang lebih tajam bisa melihat dan menyaksikan hal-hal yang gaib.
Untuk mengasah mata batin, diperlukan juga berbagai latihan, seperti halnya ketika kita mengasah telinga batin. Orang-orang yang rajin melakukan mujahadah, riyadhah, muraqabah, dan berbagai bentuk pendekatan diri lainnya kepada Allah SWT, maka dapat menyingkap seluruh tabir (hijab) yang menghalangi seseorang untuk melihat dan menyaksikan sesuatu yang gaib.
Para salikin yang sudah mampu membuka tabir lalu menyingkap kegaiban maka ia sudah berada di tingkat mukasyafah, suatu prestasi spiritual yang mampu menyingkap rahasia dan alam gaib.
Sejarah dan Khasiat Pengobatan Nabi
Oleh: Afriza Hanifa
Ada tiga jenis thibbun nabawi, yakni menggunakan obat alami, obat ilahiah, serta menggabungkan kedua unsur tersebut.
Habatus sauda, minyak zaitun, madu, dan bekam menjadi alternatif pengobatan pada era modern kini. Bahkan, kedokteran modern mulai tertarik meneliti karena kandungannya yang mujarab sebagai obat.
Itu hanyalah beberapa dari sekian banyak thibbun nabawi atau pengobatan nabi yang pernah diajarkan Rasulullah. “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan beserta penawarnya.” (HR Bukhari)
Istilah thibbun nabawi sebenarnya tak dikenal pada masa kerasulan. Penggunaan istilah tersebut baru familiar pada abad ke-13 oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zaadul Ma'ad.
Ada tiga jenis thibbun nabawi, yakni menggunakan obat alami, obat ilahiah, serta menggabungkan kedua unsur tersebut.
Habatus sauda, minyak zaitun, madu, dan bekam menjadi alternatif pengobatan pada era modern kini. Bahkan, kedokteran modern mulai tertarik meneliti karena kandungannya yang mujarab sebagai obat.
Itu hanyalah beberapa dari sekian banyak thibbun nabawi atau pengobatan nabi yang pernah diajarkan Rasulullah. “Tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan beserta penawarnya.” (HR Bukhari)
Istilah thibbun nabawi sebenarnya tak dikenal pada masa kerasulan. Penggunaan istilah tersebut baru familiar pada abad ke-13 oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya, Zaadul Ma'ad.
Rabu, 12 Februari 2014
Redaksi doa, hati hati dunk
Repost Intermezo dari riyadh
HATI-HATI. SALAH BERDOA, BISA FATAL AKIBATNYA!
Ya Tuhan, jadikan aku orang yg cuma dgn kipas2 saja uang mendatangiku!
Cliiiing...!!!....
......3th kemudian ia jd penjual sate
HATI-HATI. SALAH BERDOA, BISA FATAL AKIBATNYA!
Ya Tuhan, jadikan aku orang yg cuma dgn kipas2 saja uang mendatangiku!
Cliiiing...!!!....
......3th kemudian ia jd penjual sate
Minggu, 09 Februari 2014
AS SYAMS AL JAUJARI tatkala awal mula mencari ilmu, ia mendatangi para ulama besar di negerinya. Namun tidak satupun ulama yang membuat ia tertarik. Sampai akhirnya ia mendatangi Syeikh Al Islam Yahya Al Munawi dan duduk di majelisnya, dan saat itu ia mengira bahwa ia sedang berguru kepada ulama yang paling pandai.
Namun di majelis itu Al Munawi justru menegur Al Jaujari karena ia menghadiri majelis dalam keadaan kaki terbuka,”Engkau tidak memiliki adab, maka tidak akan datang kepadamu kenikmatan untuk mencari ilmu, tutuplah jari-jarimu, gunakanlah adab!”
Maka setelah itu hilanglah perasaan suka meremehkan orang lain, dan ia terus-menerus istiqamah duduk di majelis Al Munawi sampai menjadi ulama besar. (Faidh Al Qadir, 1/225)
Ambillah dari Guru Ilmu dan Akhlaknya Sekaligus
IBRAHIM BIN HABIB BIN AS SYAHID yang merupakan perawi hadits yang tsiqah demikian juga ayahnya, menyampaikan, bahwa ayah beliau pernah berpesan,”Wahai anakku, datangilah fuqaha dan ulama dan belajarlah dari mereka. Ambillah dari mereka adab dan akhlak, itu lebih aku cintai darimu daripada banyak hadits.” (Jami’ Adab As Sami’ wa Adab Ar Rawi, 1/80)
http://www.hidayatullah.com/read/2013/11/08/7206/ambillah-dari-guru-ilmu-dan-akhlaknya-sekaligus.html
http://www.hidayatullah.com/read/2013/11/08/7206/ambillah-dari-guru-ilmu-dan-akhlaknya-sekaligus.html
Diam! Engkau Tidak Memiliki Syeikh!
IMAM QADHI IYADHL AL MALIKI menyampaikan bahwa seorang ulama yang bernama Abu Jakfar Ad Dawudi Al Asadi suatu saat melarang para ulama Qairawan semasanya untuk tinggal dan menetap wilayah di Kerajaan Badi Ubaid. Dan ia kirim surat kepada mereka perihal hal itu, namun ulama itupun membalas larangan itu,”Diamlah! Engkau adalah orang yang tidak memiliki Syeikh!”
Antara yang Berguru dan yang Tidak
IMAM IBNU HAZM AL ANDALUSImerupakan ulama besar rujukan madzhab Ad Dzahiri, sebuah madzhab memiliki metode tersendiri yang berbeda dengan 4 madzhab lainnya dalam mengambil kesimpulan hukum yakni dengan mengacu kepada dzahir nash serta menolak metode qiyas.
Tazkiyatun al-Nafs, Syarat mencari Ilmu
oleh: Muhammad Saad
KARENA tujuan ilmu dalam Islam sangat mulia, yaitu untuk mengenal Allah Subhanahu Wata’ala dan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, maka syarat untuk meraihnya pun sangat ketat.
Syarat mencari ilmu merupakan bagian adab dari mencari ilmu. Di antara syarat utama mencari ilmu adalah pembersihan diri dari dosa-dosa yang bisa menghalangi kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Setan bergentayangan
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila sore hari menjelang malam tiba, tahanlah (di dalam rumah) anak-anak kecil kalian, karena pada saat itu setan berkeliaran. Apabila permulaan malam sudah tiba, diamkanlah anak-anak kalian di dalam rumah, tutuplah pintu-pintu (termasuk jendela) kalian dengan terlebih dahulu menyebut nama Allah karena setan tidak akan dapat membuka pintu yang terkunci dengan menyebut nama Allah sebelumnya, dan ikatlah kendi-kendi air kalian (qirab adalah jama dari qurbah yakni tempat air yang terbuat dari kulit dan di ujungnya biasa diikat dengan tali untuk menghalangi kotoran masuk) sambil menyebut nama Allah, tutuplah bejana-bejana atau wadah-wadah kalian sambil menyebut nama Allah meskipun hanya ditutup dengan sesuatu alakadarnya dan matikanlah lampu-lampu kalian (kalau mau tidur),” (HR. Bukhari Muslim).
Selasa, 14 Januari 2014
Kisah Direktur Aramco: Mulai dari hinaan
Di
sebuah perusahaan pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun
40-an. Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan
bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya yang kering. Ia
begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak di depannya dan
segera mengisikan air dingin ke dalam gelas.
Lahir di Rabiul Awwal
Sewaktu tahun pertama di kampus, ada program intensif bahasa Arab yang
wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa. Kebetulan yang menjadi pengajar di
kelas kami adalah seorang ustadzah, sudah bersuami, punya anak, namun
masih muda, namanya ustadzah Ummu Hani. Beliau lulusan Universitas di
Damaskus Suriah. Walau materi kami bahasa Arab, namun terkadang kita
ngobrol tentang hal lain yang menambah wawasan.
Ada 1 pemaparan beliau yang menarik dan saya catat mengenai sirah nabi Muhammad saw. Beliau mengatakan bahwa kita bisa membaca kitab "Fiqhu Sirah" karya Syaikh Ramadhan Al Buthi rahimahullah untuk menemukan apa yang beliau paparkan. Walaupun saya masih agak ragu, soalnya setelah saya cek beberapa belum saya temukan. 'Ala kulli haal pemaparan beliau cukup menarik, berikut yang beliau sampaikan.
Ada 1 pemaparan beliau yang menarik dan saya catat mengenai sirah nabi Muhammad saw. Beliau mengatakan bahwa kita bisa membaca kitab "Fiqhu Sirah" karya Syaikh Ramadhan Al Buthi rahimahullah untuk menemukan apa yang beliau paparkan. Walaupun saya masih agak ragu, soalnya setelah saya cek beberapa belum saya temukan. 'Ala kulli haal pemaparan beliau cukup menarik, berikut yang beliau sampaikan.
NU AZALI
Oleh : Yahya C. Staquf
Hadlratusy Syaikh Muhammad Hasyim bin Asy’ari Basyaiban adalah kyai semesta. Guru dari segala kyai di tanah Jawa. Beliau kyai paripurna. Apa pun yang beliau dhawuhkan menjadi tongkat penuntun seumur hidup bagi santri-santrinya, bahkan sesudah wafatnya.
Nahdlatul Ulama adalah warisan beliau yang terus dilestarikan hingga para cucu-santri dan para buyut-santri, hingga sekarang. Segerombol jama’ah dalam merek jam’iyyah yang kurang rapi, sebuah ikatan yang yang ideologinya susah diidentifikasi, identitas yang nyaris tanpa definisi… tapi toh begitu terasa balutannya… bagi mereka yang —entah kenapa— mencintainya…
Barangkali karena memang Nahdlatul Ulama itu ikatan yang azali, cap yang dilekatkan pada ruh sejak dari sononya, sebagaimana Hadlaratusy Syaikh sendiri mencandranya:
بيني وبينكم في المحبة نسبة
مستورة في سر هذا العالم
نحن الذون تحاببت أرواحنا
من قبل خلق الله طينة آدم
antara aku dan kalian ada tautan cinta
tersembunyi dibalik rah’sia alam
arwah kita sudah saling mencinta
sebelum Allah mencipta lempungnya Adam
Ke-NU-an sejati ada di hati, bukan nomor anggota.
Kyai Abdul Karim Hasyim, putera Hadlratusy Syaikh sendiri, menolak ikut ketika NU keluar dari Masyumi. Demikian pula salah seorang santri Hadlratusy Syaikh, Kyai Majid, ayahanda Almarhum Prof. Dr. Nurcholis Majid. Mereka berdua memilih tetap didalam Masyumi. Apakah mereka tak lagi NU? Belum tentu. Mereka memilih sikap itu karena berpegang pada pernyataan Hadlratusy Syaikh semasa hidupnya, “Masyumi adalah satu-satunya partai bagi ummat Islam Indonesia!” NU keluar dari Masyumi sesudah Hadlratusy Syaikh wafat.
Apakah sikap pilihan mereka itu mu’tabar atau tidak, adalah soal ijtihadi. Tapi saya sungguh ingin mempercayai bahwa di hati mereka berdua tetap bersemayam ke-NU-an yang berpendar-pendar cahayanya.
Pada suatu hari di awal abad ke-20, salah seorang santri datang ke Tebuireng untuk mengadu. Santri itu Basyir namanya, berasal dari kampung Kauman, Yogyakarta. Kepada kyai panutan mutlaknya itu, santri Basyir mengadu tentang seorang tetangganya yang baru pulang dari mukim di Makkah, yang kemudian membuat odo-odo “aneh” sehingga memancing kontroversi diantara masyarakat kampungnya.
“Siapa namanya?” tanya Hadlratusy Syaikh.
“Ahmad Dahlan”
“Bagaimana ciri-cirinya?”
Santri Basyir menggambarkannya.
“Oh! Itu Kang Darwis!” Hadlratusy Syaikh berseru gembira. Orang itu, beliau sudah mengenalnya. Nama kecilnya Darwis. Teman semajlis dalam pengajian-pengajian Syaikh Khatib Al Minangkabawi di Makkah sana. Mengikuti tradisi ganti nama bagi orang yang pulang dari Tanah Suci, beliau pun kemudian menggunakan nama Ahmad Dahlan
“Tidak apa-apa”, kata Hadlratusy Syaikh, “yang dia lakukan itu ndalan (ada dasarnya). Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya. Malah sebaiknya kamu bantu dia”.
Santri Basyir patuh. Maka ketika kemudian Kyai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kyai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya.
Apakah Kyai Basyir “tak pernah NU”? Belum tentu. Puteranya, Azhar bin Basyir, beliau titipkan kepada Kyai Abdul Qodir Munawwir (Kakak ipar Kyai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan Al Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Pengajian-pengajian Kyai Ali Ma’shum pun tak ditinggalkannya.
Belakangan, Kyai Azhar bin Basyir terpilih sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah menggantikan AR Fahruddin. Kepada teman sekombong saya, Rustamhari namanya, anak Godean yang menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah UGM, saya gemar meledek,
“Kamu nggak usah macam-macam”, kata saya waktu itu, “ketuamu itu ORANG NU!”
Jarak Adam dan Nuh
Ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam, "Berapa tahun jarak antara Adam dan (diutusnya) Nuh?" Rasulullah
menjawab, "10 abad."
Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu, ia berkata "Jarak antara zaman Nabi Adam dan Rasulullah Nuh adalah 10 abad. Mereka semua berada di atas tauhid."
Dari Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu, ia berkata "Jarak antara zaman Nabi Adam dan Rasulullah Nuh adalah 10 abad. Mereka semua berada di atas tauhid."
Perdebatan Adam dan Musa
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Adam dan Musa pernah berbantahan. Musa berkata, ‘Wahai Adam,
engkau adalah bapak kami. Tetapi engkau telah mengecewakan kami karena
menyebabkan kami keluar dari surga.’
Adam menjawab, ‘Engkau wahai Musa, engkau telah dipilih dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan kehendak-Nya engkau dapat bercakap-cakap dengan-Nya. Apakah engkau mencelaku karena urusan yang telah ditakdirkan Allah atasku sejak 40 tahun sebelum aku diciptakan-Nya?’
Demikianlah Adam membantah Musa, demikianlah Adam membantah Musa, demikianlah Adam membantah Musa.”
(HR. Bukhari, no. 3407 dan Muslim, no. 2652)
Adam menjawab, ‘Engkau wahai Musa, engkau telah dipilih dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan kehendak-Nya engkau dapat bercakap-cakap dengan-Nya. Apakah engkau mencelaku karena urusan yang telah ditakdirkan Allah atasku sejak 40 tahun sebelum aku diciptakan-Nya?’
Demikianlah Adam membantah Musa, demikianlah Adam membantah Musa, demikianlah Adam membantah Musa.”
(HR. Bukhari, no. 3407 dan Muslim, no. 2652)
Fakta-fakta menarik tentang masa-masa SMA.
1. Pelajaran yg paling disukai anak SMA adalah pelajaran kosong.
2. Saat pelajaran kosong lebih banyak dihabiskan di kantin.
2. Saat pelajaran kosong lebih banyak dihabiskan di kantin.
Langganan:
Postingan (Atom)